REVIEW - WANITA TETAP WANITA
2 stars,
2013,
arul fittron,
arul movie review blog,
Didi Riyadi,
Irwansyah,
Reza Rahardian,
September,
Teuku Wisnu,
Wanita Tetap Wanita,
Wanita Tetap Wanita Review
Reza Rahardian, Didi Riyadi, Irwansyah serta Teuku Wisnu adalah 4 aktor Indonesia. Kali ini mereka mencoba keahlian mereka tidak untuk beradu akting. Melainkan, mereka mencoba untuk berada di balik layar untuk mengarahkan sebuah film. Wanita Tetap Wanita adalah sebuah film omnibus yang mereka arahkan. Sebuah film yang menceritakan tentang berbagai sisi dari wanita.
Lima Wanita, Lima Cerita. Shana (Zaskia Sungkar) adalah sesosok wanita penjual cupcake yang harus gagal menikah dengan pasangannya. Adith (Renata Kusmanto) yang masih teguh dengan pendiriannya yang mengira tanpa pasangan dia masih bisa hidup lebih baik. Nurma (Revalina S. Temat) yang harus terjebak nostalgia meskipun dia sudah memiliki tunangan.
Kinan (Shireen Sungkar) pramugari cantik yang harus menghidupi keluarganya karena ayahnya yang sudah meninggal dan ibunya yang sakit-sakitan. Serta Vanya (Fahrani Empel) yang harus bekerja ekstra keras untuk memberikan terapi kepada adiknya yang autis.
An omnibus which want to connected each others but it failed.
Omnibus adalah sebuah rangkaian film pendek yang tergabung menjadi sebuah film utuh. Tapi, terkadang film omnibus ada yang bersegmen dan ada pula yang sengaja bergabung jadi satu. Rectoverso adalah salah satu contoh film omnibus yang berdiri sendiri tapi seperti memiliki benang merah. Rectoverso menjadi film omnibus dengan presentasi yang begitu kuat. Dari segi directing, act, dan segi teknis lainnya.
Wanita Tetap Wanita, mencoba untuk memberikan sentuhan berbeda dari Rectoverso. Film ini tak serta merta memberikan cerita omnibus yang berdiri sendiri layaknya Rectoverso. Tapi, masih memiliki benang merah dari kelima cerita di film ini. Sehingga, kita akan menemukan berbagai penyelesaian yang mungkin unik ataupun shocking di filmnya. Dari 4 Aktor yang merubah dirinya menjadi sebuah Sutradara, dengan directing mereka yang sudah bisa di bilang cukup. Sayangnya, treatment scriptyang sangat kurang membuat film ini sangat lemah.
Wanita Tetap Wanita memiliki cerita omnibus yang tak tertata dengan berbagai benang merah yang dipaksakan ada di setiap segmennya. Banyak sekali plot hole yang tersebar bak ranjau yang sudah tidak bisa di handle lagi oleh sang sutradara. Siapa mereka sebelumnya, konflik apa yang terjadi, serta berbagai back story yang harusnya ada di film ini pun tidak diceritakan dengan baik. Hingga kita sebagai penonton harus merasakan pengalaman tidak menyenangkan saat ingin mencoba untuk menikmati film omnibus ini.
Saya sebagai penonton, merasakan suatu kebingungan yang terjadi saat film ini berlangsung. Hingga sekitar 60 menit film ini berlangsung, perjalanan cerita ini masih tak mempunyai kefokusan yang jelas. Film ini terlihat bingung mau dibawa kemana semua cerita omnibus ini. Sehingga, skrip yang ditulis ramai-ramai ini seperti memaksakan setiap segmen harus saling berkoneksi satu sama lain dan harus mengorbankan setiap ceritanya yang berantakan. Mungkin ada beberapa yang masih memiliki ritme yang terjaga hingga pertengahan. Meskipun akhirnya, segmen itu juga harus jatuh pula.
Tema tentang wanita adalah main theme yang diangkat oleh film ini. Memperlihatkan sisi feminim dari setiap wanita yang memiliki karakter yang berbeda di setiap segmennya. Meskipun, terlihat jelas berbagai kerapuhan setiap wanita di setiap segmennya. Wanita-wanita tersebut memiliki sebuah titik lemah masing-masing. Cerita ini tersampaikan dengan cara yang sedikit mendayu-dayu. Cerita yang kurang tereksplor dengan baik serta pace cerita yang tak terjaga membuat saya tak bisa menikmati cerita-cerita di film ini.
Berbagai pesan kewanitaan yang maunya ingin disampaikan di film ini pun jadi terhambat dan tak bisa tersampaikan dengan baik karena skrip-skripnya yang tak di tulis dengan baik. Belum lagi, konflik-konflik klise ala sinetron Indonesia. Mungkin ada satu yang oke dan harus rela jatuh menjadi sebuah segmen yang klise. Belum lagi, dialog-dialognya yang mencoba memberikan metafora yang malah jatuhnya membuat kita-kita bertanya apa maksud dari dialognya.
Konflik-konflik tentang perselingkuhan, percintaan, keluarga mungkin tak salah dengan tema cerita itu. Tapi, berbagai treatment nya yang malah membuat konfliknya menjadi konyol. Dan mungkin efek shocking ending yang mungkin terjadi cukup baik meskipun pengantar-pengantar menuju ending tak memiliki penceritaan yang bagus.
Film ini sepertinya tak menyadari berbagai potensi yang ada. Didi Riyadi, Teuku Wisnu, Irwansyah serta Reza Rahardian yang mencoba dirinya untuk terjun menjadi sutradara harus menangani berbagai cerita yang serba nanggung untuk filmnya. Mungkin ingin dibawa menjadi eksploratif tapi sayangnya itu tak berhasil. Cerita-cerita klise ala sinetron, berbagai cerita yang tak tertata, dan masih banyak lagi poin minus yang ada di dalam film ini sendiri.
Eye popping beautiful actresses.
Dari segi cast, juga masih ada yang saya rasa terbuang sia-sia. Potensi-potensi baik dari banyaknya Aktris-aktris cantik yang mungkin membuat mata kita akan terhibur. Duo Shireen-Zaskia Sungkar, Renata Kusmanto, Revalina S. Temat, Fahrani Empel. Aktris-aktris dengan paras cantik dan beberapa di antaranya memiliki act yang bagus. Bahkan Shireen-Zaskia yang biasanya bermain ala kadarnya di Sinetron Indonesia pun, seperti berusaha keras untuk bermain dengan bagus di film ini.
Dan bold point buat Teuku Wisnu, yang bermain tak sebagus yang lain. Berbagai aksen batak yang terlalu dibuat-buat. Aktingnya yang masih kaku membuat segmen yang dibintanginya semakin melemah.
Scoring milik Melly-Anto Hoed yang seperti biasa mengiringi film ini. Scoringnya mungkin terdengar biasa dan sangat Melly-Anto Hoed sekali. Tapi, Scoringnya berhasil menyokong beberapa momen dari film ini sendiri. Meskipun beberapa masih overused dan ada beberapa momennya yang bisa lebih baik tanpa scoring dari Melly-Anto Hoed sendiri.
Overall, Wanita Tetap Wanita adalah sebuah film omnibus yang ingin memberikan cerita yang saling connecting each others tapi digarap setengah-setengah. Dengan skrip yang tak di olah dan di tangani dengan baik, film ini pun memiliki kesan tak tertata. Wanita Tetap Wanita seperti tidak sadar memiliki potensi besar yang menggarapnya.