REVIEW - Cloud Atlas
2013,
5 Stars,
Andy wachowski,
arul movie review blog,
Cloud Atlas,
Halle Berry,
Jim Sturgess,
Lana wachowski,
movie review,
science fiction,
Tom Hanks,
Tom Tykwer,
Warner Bros
Tom Tykwer bersama dengan Lana Wachowski mengadaptasi sebuah graphic novel bertemakan science-fiction yang bestseller berjudul "Cloud Atlas". Andy Wachowski yang juga saudara dari Lana Wachowski pun menyusun script film ini. Andy pun berkompeten dalam menyajikan film Sci-Fi terkenal berjudul The Matrix. Bagaimana hasil dari Cloud Atlas sendiri? Apakah menawarkan sebuah cerita yang fantastis?
Cloud Atlas sendiri sebenarnya mempunyai 6 Cerita dengan berbagai tokoh dan setting yang berbeda. Cerita pertama pada setting tahun 1849 menceritakan tentang Adam Ewing (Jim Sturgess) yang menjalin hubungan kekerabatan dengan seorang budak kulit hitam bernama Autua (David Gyasi) dan perjalanannya saat berlayar yang juga penuh intrik karena ada seseorang yang mengincar hartanya. Selanjutnya bersetting tahun 1936, bagaimana sosok Robert Frobisher (Ben Whisaw) yang berusaha untuk mempunyai karyanya sendiri dan juga konflik romansa cinta dengan kekasihnya Rufus Sixsmith (James D'Arcy).
Setting tahun 1973 Menceritakan Lusia Rey (Halle Berry) yang mengungkap masalah pembangunan pembangkit listrik Swanekke yang juga melibatkan pembunuhan Rufus Sixsmith sebagai pencetusnya. Cerita keempat setting tahun 2012, menceritakan asam manis kehidupan Editor bernama Timothy Cavendish (Jim Broadbent) yang akhirnya dijebloskan ke rumah sakit jiwa oleh saudaranya. Yang kelima dengan setting tahun 2144, dimana New Seoul mempunyai banyak Fabricant (Kloning). Para fabricant itu dijadikan budak di kedai bernama Papasong. Salah satu Fabricant bernama Sonmi (Donna Bae) dia berusaha menjadi salah satu anggota Persatuan Pemberontak bersama dengan Hae Joo (Jim Sturgess).
Yang terakhir, bersetting 106 tahun setelah kiamat, Zachry (Tom Hanks) membantu Meronym (Halle Berry) menuju tempat bernama Mauna Sol dan menemukan Cloud Atlas untuk berkomunikasi.
6 Stories, 6 Conflict, but it will connected each other
Film ini seharusnya rilis pada tanggal 26 Oktober 2012. Dengan penuh semangat dan ekspektasi yang menjulang tinggi saya pun menanti-nantikan film ini masuk ke jaringan bioskop di Indonesia. Sempat pesimis film ini tak akan masuk Indonesia. Terlebih, Versi mkv di dunia maya dengan kualitas Bluray pun mulai menyebar. Saya sudah menahan diri agar menonton film ini di bioskop (karena melihat posternya ada di bioskop Indonesia). Well, penantian saya membuahkan hasil. Setelah hampir 6 Bulan tersita dan tak kunjung rilis. Akhirnya film ini pun rilis reguler di jaringan bioskop di Indonesia. Penantian itu pun membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Film ini pun bergulir sesuai ekpektasi saya.
6 Cerita dengan konflik dan setting yang berbeda itupun berhasil di package dengan epic oleh Tom Tykwer. Sebuah cerita yang susah untuk dijelaskan setiap segmennya. Biarkan orang menonton film ini dan temukan berbagai keasyikkan saat menyaksikan film ini. 6 Narasi awal yang dihantarkan oleh film ini pun smart. Narasi beruntun yang menceritakan konfliknya masing-masing itu pun semakin membuat saya tidak sabar dengan apa yang terjadi dengan konflik-konflik yang ada di film ini. Masing-masing konflik pun dijelaskan satu persatu. Ceritanya pun tak berdiri sendiri layaknya film Omnibus.
Tetapi, semua cerita itu pun di ceritakan bergantian dengan berbagai benang merah yang membuat film menjadi sebuah satu kesatuan yang tak patut dilewatkan setiap momennya. Setiap momen itu pun akan mengikat setiap cerita yang tersaji di dalamnya dan membuat sebuah experience yang akan berbeda dengan yang lainnya. Cloud Atlas pun menyambung benang tersebut tak terlalu mencolok tetapi dengan berbagai scene yang tersirat akan membuat setiap cerita di film ini pun semakin menarik untuk diikuti. Dengan durasi sekitar 170 Menit, Cloud Atlas dengan gampang akan membuat penontonnya duduk tenang menyaksikan adegan demi adegan yang akan tersaji di layar bioskop.
Berbagai cerita yang kompleks pun diberikan di film ini. Penonton harus cermat, teliti, dan memperhatikan betul semua jalinan cerita film ini sehingga film ini akan terikuti dengan baik dan tak perlu merasa tidak mengerti dengan apa yang disajikan oleh film ini. 6 cerita di film ini pun sepertinya mempunyai tema-nya masing-masing. Sehingga semua genre film tak melulu terfokus dengan sci-fi-nya. Human Drama-nya kuat, dengan sedikit bumbu romance, Drama-Thriller pun sebenarnya masuk ke film ini serta Drama comedy. Sehingga ini adalah sebuah film multi-genre yang akan menjadi sajian unik dan lengkap untuk ditonton.
6 Cerita dengan konflik dan setting yang berbeda itupun berhasil di package dengan epic oleh Tom Tykwer. Sebuah cerita yang susah untuk dijelaskan setiap segmennya. Biarkan orang menonton film ini dan temukan berbagai keasyikkan saat menyaksikan film ini. 6 Narasi awal yang dihantarkan oleh film ini pun smart. Narasi beruntun yang menceritakan konfliknya masing-masing itu pun semakin membuat saya tidak sabar dengan apa yang terjadi dengan konflik-konflik yang ada di film ini. Masing-masing konflik pun dijelaskan satu persatu. Ceritanya pun tak berdiri sendiri layaknya film Omnibus.
Berbagai cerita yang kompleks pun diberikan di film ini. Penonton harus cermat, teliti, dan memperhatikan betul semua jalinan cerita film ini sehingga film ini akan terikuti dengan baik dan tak perlu merasa tidak mengerti dengan apa yang disajikan oleh film ini. 6 cerita di film ini pun sepertinya mempunyai tema-nya masing-masing. Sehingga semua genre film tak melulu terfokus dengan sci-fi-nya. Human Drama-nya kuat, dengan sedikit bumbu romance, Drama-Thriller pun sebenarnya masuk ke film ini serta Drama comedy. Sehingga ini adalah sebuah film multi-genre yang akan menjadi sajian unik dan lengkap untuk ditonton.
Hell yeah with rottentomatoes rating. I like how it goes. Totally love it !
Tak hanya mampu memberikan cerita yang saling menyatu meski memiliki tema dan konflik yang berbeda. Cloud Atlas pun mampu memberikan sebuah visualisasi setiap setting tahunnya yang gemilang. Terlebih tatanan kota New Seoul 2144 yang benar-benar futuristik dengan berbagai setting yang memanjakan mata. Berbagai tatanan kota futuristik yang megah dengan nuansa yang gloomy sehingga mendukung esensi cerita tentang masa depan yang kejam itu pun semakin kuat. Tak hanya menonjol dibagian Visual Effects/CGI saja. Sebuah penghargaan seharusnya patut disandangkan ke Tim Make-up effects-nya. Ini adalah keunggulan lainnya dari Cloud Atlas. 6 Cerita dengan konflik yang berbeda itu pun tentunya akan membutuhkan banyak sekali karakter yang menyesaki layar. Dalam hal ini pun Make-up Effects film ini berbicara.
Cast di film ini pun multi-character. Satu pemain bisa saja memainkan lebih dari satu karakter. Satu pemain bisa bermain disemua setting film ini meski terkadang hanya sebagai pemanis. Tetapi ada juga yang sebagai pemain utama di segmen yang berbeda. Sebuah keasyikkan tersendiri bagi penontonnya. Penonton akan dicoba diajak untuk menebak siapa yang berada di karakter tersebut. Karena Make-Up effects yang gemilang akan membuat kita susah menebak siapa yang berada di dalamnya. Perlu ketelitian dan kewaspadaan bagi penonton yang mencoba menebak Aktor-Aktrisnya. Itu semakin menguatkan bahwa film ini tak melepaskan setiap segmennya.
Film ini semakin mengikat segmennya dan membuat film ini satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dari segi cerita maupun pemain yang saling berkaitan satu sama lain. Scoring film in yang megah dan indah juga terlantunkan indah mengiringi indahnya adegan film ini. Cast-cast di film ini pun juga memberikan performa yang bagus. Pemain di film ini pun ditantang oleh sutradaranya apakah mereka adalah The Real Artist yang bisa memainkan berbagai karakter dengan sifat yang berbeda atau tidak. Nyatanya mereka mampu bermain dengan bagus saat memainkan berbagai karakter dengan berbeda watak yang menjadi satu kesatuan filmnya. Tom Hanks pun mampu menjadi sebuah tokoh Protagonis di setting tahun 160 setelah kejatuhan dan di setting tahun 1849 serta 2012 dia berubah menjadi tokoh Antagonis.
Tetapi sayang, kebanyakan kritikus kurang menyukai film ini. Beberapa rating yang masih bisa dibilang kurang meski tetap bisa di bilang fresh yaitu 67 % di rottentomatoes.com. But, The Hell with the critics, Dont care the rating. I still enjoy how this movie totally work to me. I like how the story goes. Ini adalah sebuah Sci-Fi dengan cerita yang kompleks and it absolutely make me impressed. How I love this movie and i want watch this movie again and again.
Cast di film ini pun multi-character. Satu pemain bisa saja memainkan lebih dari satu karakter. Satu pemain bisa bermain disemua setting film ini meski terkadang hanya sebagai pemanis. Tetapi ada juga yang sebagai pemain utama di segmen yang berbeda. Sebuah keasyikkan tersendiri bagi penontonnya. Penonton akan dicoba diajak untuk menebak siapa yang berada di karakter tersebut. Karena Make-Up effects yang gemilang akan membuat kita susah menebak siapa yang berada di dalamnya. Perlu ketelitian dan kewaspadaan bagi penonton yang mencoba menebak Aktor-Aktrisnya. Itu semakin menguatkan bahwa film ini tak melepaskan setiap segmennya.
Film ini semakin mengikat segmennya dan membuat film ini satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan dari segi cerita maupun pemain yang saling berkaitan satu sama lain. Scoring film in yang megah dan indah juga terlantunkan indah mengiringi indahnya adegan film ini. Cast-cast di film ini pun juga memberikan performa yang bagus. Pemain di film ini pun ditantang oleh sutradaranya apakah mereka adalah The Real Artist yang bisa memainkan berbagai karakter dengan sifat yang berbeda atau tidak. Nyatanya mereka mampu bermain dengan bagus saat memainkan berbagai karakter dengan berbeda watak yang menjadi satu kesatuan filmnya. Tom Hanks pun mampu menjadi sebuah tokoh Protagonis di setting tahun 160 setelah kejatuhan dan di setting tahun 1849 serta 2012 dia berubah menjadi tokoh Antagonis.
Tetapi sayang, kebanyakan kritikus kurang menyukai film ini. Beberapa rating yang masih bisa dibilang kurang meski tetap bisa di bilang fresh yaitu 67 % di rottentomatoes.com. But, The Hell with the critics, Dont care the rating. I still enjoy how this movie totally work to me. I like how the story goes. Ini adalah sebuah Sci-Fi dengan cerita yang kompleks and it absolutely make me impressed. How I love this movie and i want watch this movie again and again.
Overall, Cloud Atlas is A Science Fiction movie with complex story. 6 Stories, 6 Conflict with one red line that will connecting all the stories. Great job for Make-Up Effects team and Visual Effects team who make this movie absolutely terrific. Who care about the rating and critics, this movie absolutely stole my heart. Memorable. Perfect !