REVIEW - The Lone Ranger

Gore Verbinski nama yang telah lama kita kenal lewat film Pirates Of The Carribean trilogy. Sekali lagi memperpanjang kerjasamanya bersama Jerry Bruckheimer dan Disney Pictures untuk mengangkat kembali film legendaris di jamannya yaitu The Lone Ranger. Dan sekali lagi, Gore Verbinski mengajak kembali Johnny Depp di film terbarunya kali ini. 


John Reid (Armie Hammer) seorang pengacara yang sedang pulang Texas untuk sekedar bertemu dengan keluarganya disana. Di dalam kereta tersebut, ternyata sedang terjadi pembajakan oleh Butch Cavendish (William Fitchner). Yang juga ternyata diburu oleh seseorang dari suku Comanche bernama Tonto (Johnny Depp). Setelah Butch Cavendish berhasil kabur, dia dan rekan-rekannya pun merencanakan sesuatu lain.

Tonto, pun di tawan oleh John dan dibawa ke kakaknya bernama Dan Reid (James Badge Dale) agar bisa memberikan informasi tentang Butch Cavendish. Tapi dalam perjalanannya, Dan Reid dan kawanannya pun dibunuh oleh Butch Cavendish dan teman-temannya. Kecuali satu orang yaitu John Reid. Dia dihidupkan kembali oleh Tonto. Dan mereka berdua pun berpetualang untuk menangkap Butch Cavendish. 

Cant enjoyed this long duration and  tiring for me.
Gore Verbinski, Jerry Bruckheimer, serta Johnny Depp adalah sebuah perpaduan yang cukup bagus jika dilihat dalam track record-nya. Perpaduan unik dan menarik pun bisa ditampilkan lewat Pirates of the Carribean Trilogi (tanpa seri keempat) yang berhasil menghibur banyak penonton. Dan film ini pun jelas dinanti-nantikan banyak orang. Meskipun perlahan-lahan seri ini pun menurun dari segi kualitas. Tapi saya paling suka malah seri nomor dua dari Pirates Of The Carribean.

The Lone Ranger ini pun jelas sebuah nostalgia bagi ketiga orang tersebut. Bahkan bisa dibilang ini adalah film kelima dari sang sutradara yang menggunakan Johnny Depp sebagai pemeran utama di film nya. Masih ingatkah Rango? film animasi tentang seekor kadal? Yap. Itu adalah film kerjasama Gore Verbinski dengan Johnny Depp. The Lone Ranger pun diangkat dari sosok legendaris tahun 1930-an yang menjadi favorit semua orang kala itu. 1930 ? Rasanya Indonesia belum merdeka kala itu. 

The Lone Ranger pun mempunyai budget fantastis yang dikeluarkan oleh disney. Tak salah sih, berbagai set dekorasi yang cukup bagus. Dengan berbagai adegan aksi dan ledakan yang cukup banyak juga. Tetapi, apakah budget fantastis itu menjamin keseluruhan cerita? Ingatkah anda dengan Proyek ambisius disney berjudul John Carter? Budgetnya pun raksasa. Tapi Tak ada rasanya kualitas Cerita yang Dominan. Meskipun John Carter pun menunda tanggal perilisannya cukup lama.


Nah itu pula yang terjadi di film ini. The Lone Ranger totally doesn't have any interesting storytelling. Malah, The Lone Ranger pun berhasil menjadi bedtime story bagi saya. Durasinya yang kelewat panjang dengan berbagai cerita yang bertele-tele itulah yang membuat saya tak bisa menikmati ceritanya dari awal hingga akhir.

Slow pace cerita diawal mungkin bagus demi kelancaran background setiap character nya. Tapi cara penyampaiannya begitu membosankan bagi saya. Melelahkan sekali. Ada beberapa bagian yang mungkin bisa saya nikmati. Tetapi, tak semua background setiap karakternya terceritakan dengan baik. Semuanya itu diselipkan ke setiap scene sehingga penuturannya terpecah-pecah seperti puzzle. Mungkin untuk memberikan sebuah twist cerita di film ini. Meskipun penyampaiannya cukup lemah. 

Penuturan ceritanya sudah cukup komunikatif menurut saya. Menggunakan alur flashback dan dengan konsep "storytelling" dari Tonto Tua ke seorang anak yang sedang mengunjungi sebuah pameran. Jadi kita serasa dibawa kembali ke beberapa tahun ke belakang ke masa kejayaan Tonto dan The Lone Ranger itu. Dengan satu scene yang bocor di awal tanpa penjelasan, ternyata scene yang awalnya tak dijelaskan itu pun cukup crucial di tengah film. 

Johnny Depp Starlight totally save this movie.
Jika ditanya apa daya tarik film ini? Mudah sekali. Johnny Depp. Siapa yang tak kenal Johnny Depp kala dia memerankan seorang kapten nyentrik bernama Jack Sparrow. Karakter-karakter milik dia pun kebanyakan berbeda antara film satu dengan yang lain. Tapi tetap, dia berusaha untuk memilih karakter-karakter yang paling beda. Dan dia tetap berhasil memerankan perannya dengan baik di setiap filmnya. Contoh : Willy Wonka (Charlie And The Chocolate Factory), Sweeney Todd (Sweeney Todd), The Mad Hatter (Alice In Wonderland), Barnabas Collins (Dark Shadows). 

Dengan begitu banyaknya peran yang dilakoni oleh Johnny Depp. Tapi, dia bisa menampilkan sosok eksentrik yang berbeda dari satu film dengan film lain. Begitulah yang dia lakukan di film The Lone Ranger. Karakter Tonto itu pun diperankan dengan cukup baik. Meskipun Tonto masih menyisakan banyak mimik dan karakter konyol milik Jack Sparrow. Yah setidaknya dia masih cukup pas memerankan karakter Tonto itu. Cukup banyak kemiripan memang antara karakter Tonto dengan Jack Sparrow. Jadi jelas, Johnny Depp tak kewalahan saat memerankan karakter ini. 


Joke-joke nya pun cukup berhasil di film ini. Setidaknya berbagai ceritanya yang bertele-tele itu diselamatkan dengan banyaknya Joke yang setidaknya menambah suasana film ini. Karena sepanjang durasi film, tak ada rasa greget yang mungkin akan membuat saya menikmati filmnya dengan baik. Karena jelas, saya tak pernah sekalipun mendapatkan referensi film The Lone Ranger di tahun-tahun sebelumnya. Sehingga tak ada sama sekali rasa nostalgia terhadap film ini. 

The Lone Ranger berulang kali di remake oleh sineas hollywood. Sampai pernah dibuatkan sebuah TV Series untuk The Lone Ranger pada tahun 2003. Tapi, gemanya sangat sedikit. Hanya beberapa orang yang mungkin menontonnya. Setelah berbagai perjalanan panjang dan melelahkan itu mendominasi cerita dari paruh awal hingga menuju akhir. Akhirnya, muncullah sebuah scene yang cukup keren di 30 menit terakhir film ini yang mungkin saya sukai setidaknya. 


Bagaimana tidak, semua seperti di titikhabis kan di 30 Menit terakhir ini. Semua adegan aksi dan ledakan di visualisasikan dengan cukup baik. Dengan iringan Scoring lawas yang jelas familiar di kuping. Scoring itu jelas sering kita temui di berbagai film cowboy (Coboy jr. The Movie tidak termasuk yah) dengan setting Texas yang sejenis. Yap. William Tell Overture itu sangat fantastis. Dengan sedikit gubahan yang begitu ciamik oleh Hans Zimmer yang sudah jangan diragukan lagi bagaimana kualitas scoringnya yang gegap gempita di berbagai film. 

Technically, tak ada yang salah dengan film ini. Design Production, CGI atau apapun itu juga digarap dengan begitu total. Ingatlah, Film ini berbudget Raksasa bukan? Meskipun film ini tak dirilis dalam format 3D. Tapi sepertinya banyak sekali Gimmick 3D yang sedikit norak yang mungkin akan menimbulkan efek pop-out yang cukup banyak di film ini. Tapi, mungkin pilihan tepat bagi disney yang tak merilis film ini dalam format 3D. Mengingat (katanya), John Carter pun dirilis dalam format 3D. 3Dnya pun tak bersensasi apa-apa.  


Dari segi cast pun, Johnny Depp tetap mendominasi. Armie Hammer yang seharusnya menjadi sosok The Lone Ranger di film ini pun kalah pamor. Dia yang seharusnya jadi tokoh utama yang lebih mendominasi layar. Tapi sayang, Johnny Depp terlalu bersinar ketimbang Armie Hammer. Helena Bonham Carter pun tetap tampil menarik seperti biasanya. Meskipun screening time-nya pun bisa dibilang kurang. Malah, paras cantik Ruth Wilson sebagai Rebecca ini yang setidaknya memaniskan film ini. Parasnya mirip Emma Stone. Hanya saja sedikit lebih tua. 


Overall, The Lone Ranger is such a boring movie for me. Too long duration and nothing fun storytelling inside it. But, Johnny Depp and the jokes absolutely save this movie. And yeah, the last 30 minutes was extremely fun. But, I still cant enjoyed and liked this movie a lot. So, I still hate this movie. Its far from Fun word. Just the last 30 Minutes which i enjoyed from this movie. 

Subscribe to receive free email updates: