REVIEW - Warm Bodies
Jonathan Levine yang namanya mulai terangkat sejak directing-nya yang bagus di film Drama Comedy 50/50 yang dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt. Kali ini menangani sebuah film adaptasi dari novel fiksi dari Isaac Marion yang berjudul "Warm Bodies" yang membuntuti jejak Twilight. Apakah Film percintaan ini juga akan membuntuti kualitas dari film Twilight? Atau akan berbeda?
Menceritakan tentang seorang Zombie bernama R (Nicholas Hault) yang sudah lama menjadi zombie dan tiba-tiba bertemu dengan wanita cantik bernama Julie (Teresa Palmer). Julie saat itu sedang masuk ke dalam area Zombie dan sedang bertarung dengan para zombie. Tak disangka, ternyata sebuah getaran cinta datang. R suka dengan Julie. Julie pun dibawa oleh R ke tempat dia tinggal dan tinggal disana beberapa hari serta Julie pun pura-pura menjadi seorang Zombie. Setelah itu, para zombie pun tahu bahwa Julie adalah manusia. M (Rob Corddry) yang akan mencoba untuk menyerang Julie pun tiba-tiba tergetar hatinya dan tak jadi menyerangnya. Tetapi, para Bonnies (Zombie yang sudah mengelupas menjadi tengkorak) mengincar R dan Julie. Ayah Julie, Grigio (John Malkovich) yang menjadi pemimpin untuk memberantas Zombie melancarkan serangan ke para Bonnies. Julie yang juga menaruh hati kepada R tiba-tiba merubah sesuatu.
Menceritakan tentang seorang Zombie bernama R (Nicholas Hault) yang sudah lama menjadi zombie dan tiba-tiba bertemu dengan wanita cantik bernama Julie (Teresa Palmer). Julie saat itu sedang masuk ke dalam area Zombie dan sedang bertarung dengan para zombie. Tak disangka, ternyata sebuah getaran cinta datang. R suka dengan Julie. Julie pun dibawa oleh R ke tempat dia tinggal dan tinggal disana beberapa hari serta Julie pun pura-pura menjadi seorang Zombie. Setelah itu, para zombie pun tahu bahwa Julie adalah manusia. M (Rob Corddry) yang akan mencoba untuk menyerang Julie pun tiba-tiba tergetar hatinya dan tak jadi menyerangnya. Tetapi, para Bonnies (Zombie yang sudah mengelupas menjadi tengkorak) mengincar R dan Julie. Ayah Julie, Grigio (John Malkovich) yang menjadi pemimpin untuk memberantas Zombie melancarkan serangan ke para Bonnies. Julie yang juga menaruh hati kepada R tiba-tiba merubah sesuatu.
Cerita tentang dua makhluk beda alam yang saling jatuh cinta? Hmm.. sungguh klise. Sudah pernah kita tahu, Cerita cinta milik Vampire dengan manusia lewat The Twilight Saga yang sebenarnya cukup melambai dan juga memberikan kualitas yang bisa dibilang buruk mulai dari awal serinya dibuka. Lalu? Apakah Warm Bodies punya formula dan kualitas yang sama juga? Sebenarnya jika formula yang digunakan mungkin bisa dikatakan sama. Hanya saja, monsternya kali ini adalah sesosok Zombie bukan sesosok Vampire. Dan kali ini menggunakan sudut pandang dari Zombie bukan dari sesosok Manusia. Sehingga, formula yang usang itu dikemas lagi dalam bentuk yang lebih fresh serta unik. Bagaimana diceritakan ulah seorang Zombie yang tiba-tiba mempunyai rasa yang lain kepada seorang wanita dari kalangan manusia. Gelagat dari seorang zombie yang mempunyai darah dingin berusaha untuk tidak terlihat dingin di depan wanita yang dicintainya. Narasi pengantar film ini yang diambil dari sudut pandang seorang Zombie juga semakin memperkuat jalinan cerita yang memang diambil dari sudut pandang Zombie. Narasi yang cukup fresh, unik, serta beberapa penggunaan komedi yang cukup renyah digunakan di film ini. Narasi disini cukup mengingatkan saya dengan gaya Narasi yang digunakan Jonathan Levine di film 50/50. Lalu bagaimana dengan Kualitas film ini? Salah bagi anda dengan skeptis membandingkan film ini dengan The Twilight Saga. Salah, jika anda benar-benar meragukan kualitas film ini yang mungkin anda kira akan sekelas dengan The Twilight Saga. Mungkin, production house boleh sama. Tetapi, pengolahan cerita dan eksekusi yang dilakukan Warm Bodies jauh melangkah di depan The Twilight Saga. Sepertinya komposisi yang pas antara Romansa cinta, Aksi, serta balutan komedi yang dicurahkan kedalam skrip dengan durasi 99 Menit ini tersusun dengan baik. Novel Warm Bodies yang diangkat ke sebuah motion picture diangkat dengan cara efektif yang sepertinya tak seberapa kehilangan esensi cerita dinovelnya sehingga beberapa main plot-nya tak seberapa terganggu. Well, dengan beberapa penceritaan yang tiba-tiba terasa cepat diawal. Sepertinya penceritaan film ini yang dihantarkan dengan sebuah Narasi yang ternyata sedikit membuat beberapa hal tak tersampaikan dengan di film ini.
Hasilnya, sebuah penceritaan yang menyisakan beberapa plot hole sana sini sehingga membuat penontonnya sedikit bingung ketika mengikuti film ini. Penggalian beberapa masalah pun hasilnya tak terjabarkan dengan baik. Asal muasal area penuh Zombie itu pun tak juga dijelaskan dengan baik. Meskipun masih ada sedikit cerita tentang asal daerah itu. Well at least, semua kelemahan itu pun membuat penonton setidaknya melupakannya. Karena diganjar dengan beberapa penceritaan yang semakin bertambah semakin membaik. Karena semakin banyaknya durasi, cerita film ini semakin menarik. Kefokusan penceritaan film ini pun kembali ke pakemnya semula. Joke-joke yang diberikan di film ini pun juga pas meski ada beberapa yang mungkin tak mengundang tawa. Ending film ini pun sebenarnya sangat klise. Yap! we cant predict it. This movie gonna be Happily Ever After. But hey, This is Romance movie. Meski dengan tambahan unsur Zombie yang tak menyalahi aturan Zombie umumnya tetapi jurus utama film ini tetap saja pada bagian Romance-nya yang memang sweet and lovable. Setelah CGI yang gagal diberikan dengan bagus di film The Twilight Saga : Breaking Dawn Part 2, sepertinya CGI yang diberikan oleh Summit Entertainment pun terkesan menggunakan CGI yang sedikit kasar dibeberapa sudut film ini. Monster-monster kaum Bonnies yang digambarkan pun di film ini pun tak terkesan bagus. Biasa saja dan kurang terlihat real. Lalu, CGI saat R dan Julie berada di atas menara gedung yang juga sangat terlihat sekali CGI nya yang kurang halus. Summit Entertainment sepertinya harus mencari kerjasama dengan CGI Company lain. Karena sangat disayangkan, jika film Fiksi seperti ini penggambaran beberapa karakter yang penuh CGI dieksekusi dengan kurang bagus sehingga tak memaksimalkan cerita di film ini. Tetapi, tetap saja tak mengurangi betapa menghiburnya film ini bagi saya. Dengan dukungan cast film ini yang juga sepertinya masih baru. Nicholas Hault memerankan seorang Zombie dengan gimmick zombie yang kental sekali. Kaku, dingin, serta kocak. Teresa Palmer yang pernah muncul di film I Am Number Four sebagai Six mempunyai paras yang cantik. But... She looks like Kristen Stewart isn't she? Yah, saya seperti melihat cermin dari Kristen Stewart di paras Teresa Palmer. Tetapi, dengan act ability yang tentunya lebih bagus ketimbang Kristen Stewart yang hanya memainkan mimik muka melongo saja. Dengan dukungan beberapa soundtrack yang terasa 80's yang pas dengan film ini. Lagu-lagu pop rock classic yang menghiasi film ini. Lagu-lagu mereka yang classic itu setidaknya mencuri perhatian penontonnya. Kabar baik bagi para penonton pria, Film ini bukan seperti film Romansa cinta antara manusia dan makhluk penghisap darah yang melambai itu. Karena pria yang menonton film ini pun akan terhibur dengan beberapa aksinya dan humornya yang renyah dan cerdas. Well, Warm Bodies is NOT the NEXT Twilight Saga. It's More better than them.
Overall, Warm Bodies adalah sebuah romansa cinta antara Zombie dan Manusia yang unik, fresh, dan juga menghibur. Meski beberapa plot hole tersebar, tetapi Film ini Tetap enjoyable dan benar-benar menghibur.