REVIEW - The Last Stand
Arnold Schwarzenegger is back. Filmnya yang baru berjudul The Last Stand ini digawangi oleh Kim Jee-Won sutradara korea yang memulai debutnya dengan film ini di kancah Hollywood. Bagaimana dengan kualitas film ini? Apakah film ini menjadi sebuah film aksi yang bagus? atau hanya menjual nama sang aktor legendaris Arnold saja?
menceritakan tentang mantan Sheriff bernama Ray Owens (Arnold Schwarzenegger) yang tiba-tiba terlibat kembali dalam penangkapan penjahat kelas kakap yang kabur dari penjara bernama Gabriel Cortez (Eduardo Noriega). Penjahat itu ingin kabur ke wilayah yang bersebrangan dengan Sommerton dan sudah mempunyai link sendiri dengan seseorang di daerah Sommerton. Sehingga Cortez dengan mudah kabur. Tetapi, Ray Owens sudah menyiapkan beberapa taktik untuk dapat menangkap penjahat itu.
menceritakan tentang mantan Sheriff bernama Ray Owens (Arnold Schwarzenegger) yang tiba-tiba terlibat kembali dalam penangkapan penjahat kelas kakap yang kabur dari penjara bernama Gabriel Cortez (Eduardo Noriega). Penjahat itu ingin kabur ke wilayah yang bersebrangan dengan Sommerton dan sudah mempunyai link sendiri dengan seseorang di daerah Sommerton. Sehingga Cortez dengan mudah kabur. Tetapi, Ray Owens sudah menyiapkan beberapa taktik untuk dapat menangkap penjahat itu.
Well, The Old Arnold is back. Ini dia sebuah action package yang benar-benar menunjukkan kebolehan sang aktor laga legendaris satu ini meskipun dia sudah berumur. Karakter seorang mantan sheriff yang memang benar-benar pas untuknya. Bisa dikatakan sebuah cerminan dirinya. Dimana dia adalah seorang aktor tua yang mungkin harus bergulat dengan kehidupannya di dunia perfilman. "The Last Stand" seperti sebuah spin off menuju ke The Expendables 3 layaknya Avengers Assemble. Sebelumnya juga ada Jackie Chan yang menelurkan sebuah film laga Chinese Zodiac. Dengan Sutradara Kim Jee-Woon yang sudah mempunyai nama yang tinggi di kancah perfilman di Korea ternyata masih kurang bisa memberikan sebuah sentuhan magis di film debutannya. Cerita yang diusung pun sebenarnya adalah sebuah cerita usang yang di hadirkan kembali. Cerita yang mungkin akan gampang sekali ditebak oleh penonton-penontonnya karena sudah termasuk sering cerita seperti ini ada di film-film bergenre sama. Pace cerita yang memang sudah tertata dan memberikan sebuah rasa ketegangan yang cukup hanya terjadi di awal film ini. Lalu semua cerita yang sudah tersusun rapi ternyata kocar kacir layaknya sebuah pin bowling yang sudah terkena bolanya. Pertengahan film ini yang memang kurang terfokus membuat film ini sepertinya lepas kendali. Karakter-karakter film ini yang kurang tergali dengan baik. Hasilnya, karakter di film ini terkesan sebagai tempelan dan pemenuh layar saja yang mungkin spotlight-nya direbut semua oleh Arnold Schwarzenegger. Mungkin Kim Jee-Woon terlalu asyik memainkan beberapa adegan aksi penuh darah yang tersaji di film ini. Penggunaan senjata api yang sangat berguna membuat pekikan sajian aksi yang menyenangkan. Serta dibalut dengan beberapa joke yang setidaknya membuat film ini tidak seterusnya serius. Joke-joke yang dilontarkan mampu memecah suasana hening di film ini dan menyegarkan penonton yang daritadi disuguhi adegan berdarah. Lalu, beberapa car chasing yang juga mempunyai pesona. Tetapi, apa daya Car Chasing yang memang belum kuat dan belum bisa memberikan hal yang berbeda dari yang lain. Adegan aksi dengan pistol serta beberapa darah yang muncrat di film ini menjadi sedikit kekuatan tersendiri. Bagi penggemar laga aksi seperti ini mungkin akan menjadi sebuah orgasme tersendiri bagi penggemarnya.
Sayangnya saya bukan penggemar aksi laga seperti ini. Yah, saya lebih memilih ke sebuah film bacok-bacokan darah dengan beberapa alat canggih atau cerita yang lebih adventure ketimbang cerita old fashion seperti ini. Beberapa film sejenis ini mungkin akan saya skip. Tetapi pesona Arnold Schwarzenegger tidak bisa saya skip begitu saja. Sebuah penggambaran Arnold di film ini juga pas. Ada beberapa sentilan-sentilan dari Arnold yang mungkin akan mengingatkan saya pada film Terminator. Seperti saat pengucapan kata "I'll be right back" yang mengingatkan kepada "I'll Be Back". Lalu penggunaan senjata-senjata api yang juga mengingatkan dengan film Terminator juga. Dari segi cast, mungkin tak ada satupun dari mereka yang mampu menyaingi betapa bersinarnya Arnold di film ini. Sebenarnya ada beberapa cast-nya yang bisa mencuri perhatian seperti sang sheriff wanita Sarah (Jaimie Alexander) yang mungkin masih canggung menampilkan sesosok wanita yang bad-ass di depan kamera. Serta penampilan dari Johnny Knoxville yang berperan sebagai Dunkim sesosok orang konyol yang mungkin bisa membuat kita terpingkal-pingkal dengan ulahnya. Tetapi semua cast itu layaknya masih tertutup oleh sinar Arnold Schwarzenegger yang sepertinya mampu melenggang seorang diri di film ini. Kim Jee-Woon sepertinya memang mencoba menghadirkan kembali pesona bintang Arnold dengan membuat konflik cerita yang memang terfokuskan kepada Arnold. Serta sebuah nostalgia bagi Arnold dan juga Fansnya yang merindukan sajian penuh aksi yang akan membuat fans Arnold tersenyum lebar. Karena Kim Jee-Woon mampu menyajikan sebuah old-fashioned action package movie yang sepertinya memang diperuntukkan kepada Fans Arnold. Apalagi Background sound yang memang menyajikan rasa khas old-fashioned action di film ini semakin kental.
Overall, The Last Stand adalah sebuah Old-fashioned package movie yang mungkin menjadi sebuah keasyikan tersendiri di film bagi penggemar genre ini. Dengan jalinan cerita yang cliche dan memang film ini terselamatkan karena faktor sang aktor legendaris Arnold Schwarzenegger saja.