THE COUNSELOR (2013) : LOST IN TRANSLATION PHILOSOPHY
2 stars,
2013,
arul fittron,
arul movie review blog,
Brad Pitt,
Cameron Diaz,
December,
Javier Bardem,
Michael Fassbender,
Penelope Cruz,
Ridley Scott,
The Counselor,
The Counselor Review
Ridley Scott, tahun lalu telah menyapa kita dengan film science fiction miliknya dengan judul Prometheus. Dia pernah berhasil menyajikan science fiction terobosan baru kala itu yaitu Alien. Di tahun ini, beliau merilis sebuah film baru dengan genre lain yaitu The Counselor yang disesaki dengan banyak aktor-aktris terkenal yang terlibat di dalam filmnya.
Seorang Konselor (Michael Fassbender) menjalani sebuah penjualan barang ilegal yaitu narkoba dengan Reiner (Javier Bardem). Reiner memiliki seorang wanita yang sangat luar biasa bernama Malkina (Cameron Diaz). Seorang konselor tersebut berusaha dengan baik untuk menjalankan transaksinya tapi naas, ketika semua strategi hancur karena transaksinya gagal.
Westray (Brad Pitt) sudah memberikan peringatan kepada Sang Konselor agar tidak jatuh dan gagal saat melakukan transaksi. Karena sekalinya gagal, dia akan berurusan dengan banyak orang yang berbahaya. Bukan hanya berbahaya untuk dirinya sendiri, tetapi juga berbahaya untuk tunangannya yaitu Laura (Penelope Cruz)
An empty story in every minutes
Memiliki banyak sekali orang-orang yang tangguh dalam bidangnya masing-masing bukan berarti film yang diproduksi itu akan memiliki hasil yang baik. Seperti contoh Man of Steel, memang film ini akan terasa segmented. Ada yang memujinya, tetapi ada pula yang tidak menyukainya. Tetapi dengan rating di sebuah situs yang hanya 55 % itu sepertinya banyak kecewa. Nama-nama seperti Christopher Nolan, David S. Goyer, dan Zack Snyder yang sudah memiliki kemegahan nama masing-masing itu sepertinya hanya sebuah tempelan agar banyak orang akan melirik pada proyek milik DC tersebut.
Begitupun dengan film terbaru milik Ridley Scott ini. Memang, karya-karya milik Ridley Scott masih tidak terlalu stabil dalam memberikan hasil akhir kualitasnya. Tetapi, sutradara film legendaris Alien ini sudah memiliki reputasi yang sangat tinggi juga. Begitupun dengan scriptwriter kaliber oscar, Cormac McCarthy yang pernah ikut andil dalam film No Country For Old Menini. Belum lagi jajaran aktor-aktris papan atas itu yang semakin mewarnai film The Counselor.
The Counselor pun mengikuti jejak Man of Steel dalam hasil akhirnya. Nama-nama yang sudah tangguh dalam bidangnya itu pun hanya sebuah tempelan dalam filmnya. Karena The Counselor menjadi sebuah film yang lost in translation in every aspect. Apa yang dilakukan oleh Ridley Scott dalam film ini hanya untuk membuat semua adegannya memiliki konflik rumit tentang transaksi narkoba ilegal. Tetapi, Ridley Scott salah menerjemahkan apa yang ditulis oleh Cormac McCarthy.
Sebuah dialog penuh dengan filsafat yang mungkin akan memberikan metafora di dalam setiap adegan dalam filmnya. Alih-alih ingin memberikan sebuah kontemplasi, tetapi unsur filsafat yang ada di dalam film ini hanya sekedar dijejalkan tanpa ada arti berlebih. Tidak ada koneksi yang relevan dengan cerita yang diusung di filmnya. Mungkin iya, sebuah filsafat tentang kehilangan yang akan berkoneksi langsung dengan sang sutradara yang baru saja ditinggal oleh sang kakak. Serta filsafat-filsafat tentang agama yang juga masih diangkat oleh Ridley Scott.
Sebuah filsafat kosong dengan alur cerita yang abstrak. The Counselor hadir dalam presentasi 115 menit berjalan tanpa cerita. Dengan alur yang slow-paced, sedikit adegan aksi, and lot talk about nothing relevant with the story. Dengan berusaha mencernanya pelan-pelan, rasanya The Counselor memang dalam kondisi yang lemah. Menyaksikan gambar demi gambar bergerak tanpa adanya rasa apapun. Ridley Scott sedang bersenang-senang dengan filmnya? Saya rasa tidak. Toh, The Counselor memiliki tone cerita yang gelap. Lantas? Ada apa dengan Ridley Scott?
All-Star Parade wasted talents.
Lalu, dengan 115 menit itu apa hal yang setidaknya bisa diharapkan? Tentu nama-nama terkenal dari film ini yang menjadi daya tarik utama penonton saat akan masuk ke dalam bioskop. Michael Fassbender, Cameron Diaz, Penelope Cruz, Cameron Diaz, dan Brad Pitt. Sekumpulan bintang-bintang dengan nama yang tangguh dalam dunia akting. Mereka seperti sebuah kamuflase Ridley Scott agar bisa menutupi filmnya yang lemah itu.
Beruntunglah, jajaran cast itu mampu bermain sempurna dan kuat. But, A big bold performance goes to Cameron Diaz. Cameron Diaz berhasil menjadi scene-stealer di dalam filmnya. Wajah dingin dan tato macan tutul di sekujur tubuhnya itu lah yang menarik perhatian penonton. Michael Fassbender, seperti biasa. Melakukan tugasnya dengan baik terutama adegan terakhir film dengan performa aktingnya yang menggetarkan itu. Brad Pitt, dia cocok menjadi karakter yang tidak heroik seperti di film ini. Pria slengekan yang pernah kita temui di film Fight Club. Yah, dia punya kharisma. Hanya Penelope Cruz yang rasanya bermain biasa saja. Bukan jelek, hanya saja Ridley Scott menaruh dirinya sebagai pemanis film. Wanita baik-baik yang mungkin adorable.
Setidaknya, jajaran akting itulah yang mampu membayar lunas uang yang sudah dibeli untuk menyaksikan film ini. Serta adegan seperti [spoiler] how to cut brad pitt’s head and how cameron diaz f*** herself with a car [end of spoiler] di film ini yang setidaknya memberikan sajian indah meskipun kenyataanya dalam 115 menit harus menahan betapa lambat dan kosongnya cerita milik The Counselor.
Overall, The Counselor hanyalah sebuah film dengan tone gelap dan slow-paced milik Ridley Scott dengan bumbu filsafat tanpa koneksi di dalam filmnya. Film yang lost in translation diberi tambahan intrik yang dikira akan memberikan konflik yang lebih kompleks tetapi gagal. Setidaknya, parade cast mampu melunasi uang yang dikeluarkan untuk tiket film ini.